Pemeriksaan Sedimen Urine

by 04.25 0 komentar

Tes Mikroskopi
Tes mikroskopi berupa tes sedimen urin.
Urin yang dipakai adalah urin segar, urin yang ditampung 1 jam setelah berkemih. Untuk mendapatkan sedimen yang baik diperlukan urine pekat yaitu urin yang diperoleh pada pagi hari dengan berat jenis e,”1,023 atau osmolalitas 300 m osm/kg dengan pH yang asam.

Cara Kerja Tes Sedimen Urin
  • Masukkan 10- 15 ml urin kedalam tabung reaksi lalu urin tersebut di sentrifuge selam 5 menit pada 1500-2000 rpm.
  • Buang cairan di bagian atas tabung sehingga volume cairan dan sedimen tinggal kira- kira 0,5- 1 ml.
  • Kocok tabung untuk meresuspensikan sedimen.
  • Letakkan 2 tetes suspense tersebut diatas kaca objek lalu tutup dengan kaca penutup.
  • Periksa sedimen dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x untuk lapangan pandang kecil (LPK) dilaporkan jumlah silinder, serta lensa objektif 40x untuk lapangan pandang besar (LPB) dilaporkan jumlah unsure lekosit, eritrosit, epitel, bakteri, ragi, Kristal, dan protozoa.


Nilai Rujukan dan Interpretasi Tes Sedimen Urin
Hasil yang mungkin ditemukan pada tes sedimen urin dapat dibedakan atas :
1. Elemen Organik , dapat berupa :
Sel:
Eritrosit, nilai rujukannya <4/ LPB. Hematuri mikroskopi menunjukkan adanya pendarahan pada saluran kemih.
Leukosit, nilai rujukannya <4/LPB. Glitter cells adalah leukosit yang berukuran lebih besar berasal dari ginjal, dapat dikenali dengan meneteskan 3 tetes pewarna Sternheimer-Malbin. Piuria menunjukkan adanya infeksi pada saluran kemih.

Epitel adalah sel berinti satu dengan ukurannya lebih besar dari leukosit.
Macam- macam sel epitel :
Sel epitel gepeng/ skuamous dari uretra bagian distal yang normal ditemukan dalam urine
Sel epitel transisional dari kandung kemih
Sel epitel bulat dari pelvis dan tubuli ginjal, ukurannya lebih kecil dari epitel skuamous.

Silinder/Torak/Cast:
Silinder terbentuk pada tubulus ginjal dengan matriks glikoprotein yang berasal dari sel epitel ginjal. Silinder pada urin menunjukkan adanya keadaan abnormal pada parenkim ginjal yang biasanya berhubungan dengan proteinuria.

Tetapi pada urin yang normal mungkin saja ditemui sejumlah kecil silinder hialin. Macam-macam silinder yang dapat dijumpai adalah:
1. Silinder hialin/ hyaline 
cast;
- Tidak berwarna, homogen dan transparan dengan ujung membulat.
- Meningkat pada setelah latihan fisik dan keadaan dehidrasi.

2. Silinder sel/cellular 
cast, yang dapat berupa;
- Silinder eritrosit/ erythrocyte cast : ditemukan pada glomerulonefritis akut (GNA), lupus nefritis, goodpasture’s syndrome, subakut bacterial endokarditis, trauma ginjal, infark ginjal, pielonefritis, gagal jantung kongestif, thrombosis renalis dan periarteritis nodosa.
- Silinder leukosit/ leucocyte cast : menunjukkan adanya infeksi saluran kemih, pielonefritis akut, nefritis interstisial, lupus nefritis dan pada penyakit glomerolus.
- Silinder epitel/ epithelial cast : menunjukkan adanya infeksi akut tubulus ginjal.

3. Silinder berbutir/ granular 
cast, bias berbutir halus atau kasar:
- Berisi sel-sel yang mengalami degenerasi, mula-mula berbentuk granula kasar kemudian menjadi halus.
- Ditemukan pada nefritis kronik, dapat juga pada inflamasi akut.

4. Silinder lemak/fatty cast 
Berhubungan dengan proses kronik yang misalnya pada sindroma nefrotik, glomerulonefritis kronik
(GNK) Silinder lilin/waxy 
cast:
- Merupakan degenerasi yang lebih lanjut dari silinder granular.
- Terbentuk karena adanya statis urin yang lama.
- Menggambarkan kondisi patologi yang serius pada ginjal dan saluran kemih misalnya pada gagal ginjal kronik, hipertensi maligna, renal amiloidosis, nefropati diabetika.

Oval fat bodies Adalah sel epitel tubulus berbentuk bulat yang mengalami degenerasi lemak. Sering kali disertai dengan proteinuria. Dapat dijumpai pad sindroma Spermatozoa. Nilai rujukannya negative.

Mikroorganisme yang dapat dijumpai:
Bakteri
- Diidentifikasi dengan pewarnaan gram pada sedimen atau dengan biakan urin.
- Mungkin dijumpai gram negative basilus seperti Escherichia coli, Pseudomonas, Proters atau kokus gram positif: streptokokus piogen .
- Nilai rujukan untuk bakteri Kandida. Nilai rujukan negative. Sel yeast dan kandida. Nilai rujukan negative
Parasit, nilai rujukan negative
- Trichomonas vaginalis biasanya dijumpai bersamaan dengan adanya leukosit dan sel epitel.
- Schistosoma haematobium.
- Enterobius vermicularis.

2. Elemen anorganik, dapat berupa:
Bahan ammorf:
Urat- urat dalam urin asam dan fosfat-fosfat dalam urin alkali.
Kristal:
Pada urin normal yang asam (pH <7.0) dapat dijumpai Kristal: asam urat (berwarna kuning), natrium urat, kalsium sulfat(jarang), Pada urin normal yang asam, netral atau sedikit alkali dapat dijumpai Kristal kalsium
oksalat, asam hipurat (kadang- kadang)
Pada urin normal yang netral dan alkali dapat dijumpai Kristal tripel fosfat (amonium magnesium fosfat) dan dikalsium fosfat (jarang).
Pada urin normal yang alkali dapat dijumpai Kristal kalsium karbonat, ammonium biurat dan kalsium fosfat.
Pada keadaan abnormal, dalam urin yang asam dapat dijumpai Kristal sistin, leusin, tirosin, dan kolesterol
Kristal yang berasal dari obat seperti sulfonamide juga dapat dijumpai pada urin yang asam. Dapat diidentifikasikan dengan tes lignin terhadap sedimen.

Zat lemak:
Pada lipiduria dapat ditemukan butir-butir lemak bebas yang dapat berupa trigliserida atau kolesterol. Butir lemak ini diidentifikasi dengan pewarnaan Sudan III atau IV pada sedimen atau memakai mikroskop polarisasi.

Mutia Rahmatika

Tentang Saye

I'm Love AAK Jambi :D :v.

0 komentar:

Posting Komentar