Nama, Fungsi dan Gambar Alat - Alat di Laboratorium

1.     Bunsen



Berfungsi untuk memanaskan larutan dengan bahan bakar gas.
2.     Botol Semprot


Digunakan untuk membilas peralatan kimia lainnya dan berfungsi pada proses pengenceran dalam suatu wadah misal pengenceran di labu ukur, erlenmeyer,dsb.
3. Kertas Saring

Digunakan untuk menyaring larutan.
4. Kondensor


Berfungsi sebagai pendingin saat proses destilasi larutan.
5. Erlenmeyer


Berfungsi sebagai tempat membuat larutan dan tempat larutan titran saat melakukan titrasi.
6. Cawan Krusible
          Digunakan sebagai tempat untuk memanaskan logam.
         
7. Penjepit Krusible
Berfungsi untuk memegang krusible saat pemanasan berlangsung.
8. Corong Bucher

Berfungsi untuk menyaring larutan dengan bantuan pompa vakum.
9. Corong
Berfungsi untuk memasukkan atau memindahkan zat dari suatu tempat ke tempat                yang lain.
10. Pipet Gondok
Digunakan untuk mengukur volume larutan sesuai dengan batas yang telah                          ditentukan.
11. Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume larutan yang tidak membutuhkan ketelitian yang              tinggi dalam jumlah tertentu.
12. Spatula
Digunakan untuk mengambil zat yang bersifat padatan atau kristal.
13. Termometer
Berfungsi untuk mengukur suhu atau perubahan suhu.
14. Viskometer Ostwald

Berfungsi untuk mengetahui viskositas atau kekentalan suatu zat  atau larutan.
15. Tabung Reaksi
Berfungsi sebagai tempat menampung larutan dalam jumlah sedikit.
16. Statif Dasar Persegi
Berfungsi untuk merangkai alat-alat praktikum.
17. Plat Tetes
Berfungsi sebagai tempat mereaksikan zat dalam jumlah sedikit.
18. Pipet Tetes
Berfungsi untuk memindahkan beberapa tetes zat cair.
19. Penyangga Kaki Tiga
Berfungsi untuk penyangga pembakar spirtus.
20. Penjepit Tabung Reaksi
Berfungsi untuk menjepit tabung reaksi selama melakukan pemanasan.
21. Labu Ukur
Berfungsi untuk menampung dan mencampur larutan kimia.
22. Labu Destilasi
Berfungsi untuk tempat destilasi larutan. Pada bagian atas terdapat karet penutup                dengan sebuah lubang sebagai tempat termometer.
23. Kaca Arloji
Berfungsi sebagai penutup gelas kimia dan tempat menimbang bahan.
24. Gelas Beker
Berfungsi untuk menampung bahan kimia atau larutan dalam jumlah yang banyak.
25. Desikator
Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat                  dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator              vakum.
26. Buret
Berfungsi untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu (untuk saat proses                titrasi ).
27. Batang Pengaduk
Berfungsi untuk mengocok atau mengaduk sesuatu larutan baik yang akan                            direaksikan maupun ketika reaksi sementara berlangsung.
28. Kawat Kasa
Berfungsi sebagai penahan labu atau beaker pada saat pemanasan.
29.  Mortar dan Alu
Berfungsi untuk menggerus dan menghaluskan suatu zat.
30. Cawan Porselin
Berfungsi sebagai wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu                tingg

Test atau Pemeriksaan Pap Smear adalah metode (screening) ginekologi, merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) menggunakan alat yang dinamakan speculum, dan bisa dilakukan oleh dokter kandungan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya HPV ataupun sel karsinoma penyebab Kanker Leher Rahim, sejak dini. Pemeriksaan ini lebih diutamakan pada perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Bahkan Perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual selama tiga tahun dari kontak seksual pertama kali WAJIB melakukan pap smear.
Namun saat ini apabila anda menginginkan hasil pemeriksaan yang lebih akurat ada metode lain untuk mendeteksi adalah kanker Leher Rahim (Kanker Serviks), yaitu dengan Pemeriksaan Thin Prep.

Test Deteksi Dini Kanker Serviks
Pap smear atau Pap Test adalah tes spesifik yang digunakan untuk mendeteksi dini kanker leher rahim / kanker serviks. Aktivitas seksual merupakan salah satu predisposisi kanker serviks, Sehingga Pap Smear menjadi salah satu pemeriksaan yang penting dilakukan oleh perempuan yang telah aktif secara seksual.
Meski Pap smear hanya metoda skrining yang fungsinya untuk pencegahan Kanker Serviks, namun metode ini mampu mendeteksi lebih dari 90 % kanker leher rahim tahap awal yang masih mungkin untuk disembuhkan.

Cara Kerja Pap Smear
Pap smear sebaiknya dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun. Pap Smear dilakukan di atas meja ginekologi oleh seorang dokter kandungan, dengan langkah pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut:

  1. Pemeriksaan dalam ini menggunakan spekulum yang berfungsi untuk membuka liang vagina.
  2. Sesudah terbuka pemeriksa dilakukan dan cairan leher rahim diambil menggunakan s spatula dan suatu sikat kecil yang halus. 
  3. Cairan dari serviks tersebut kemudian dioles pada object glass dan dibawa ke laboratorium untuk proses dan membutuhkan waktu sekitar 3–7 hari untuk didapatkan hasilnya.
  4. Dari hasil pemeriksaan diketahui apakah sel-sel leher rahim normal atau sudah menunjukkan tanda-tanda tidak normal (gejala awal kanker serviks)
  5. Dari 80 persen sel yang tidak normal belum tentu merupakan Gejala kanker Serviks, karena hanya bisa disebabkanoleh virus yang terinfeksi atau karena peradangan sebab lain pada Vagina. jika dilihat dari perbandingan, mungkin hanya sekitar 10 % hasil pap smear yang bermasalah. Dan dari seluruh hasil pap smear yang menunjukkan masalah, hanya sekitar satu persen saja yang berpotensi untuk berkembang menjadi kanker serviks.


Persiapan Sebelum Pemeriksaan Pap Smear
  • Apabila anda berencana melakukan Pemeriksaan Pap Smear sehingga hasil yang dihasilkan akurat, sebaiknya anda menghindari beberapa hal sebagai berikut:
  • Lakukan Pemeriksaan Pap Smear ketika anda Tidak sedang haid atau ada perdarahan. 
  • Lakukan Pemeriksaan Jika tiga hari sesudah haid selesai.
  • Tidak boleh berhubungan seksual, minimal tiga hari (3x24 jam).
  • Tidak boleh memakai douch, cairan pembersih vagin atau antiseptik sejenisnya yang dimasukkan ke dalam vagina (Namun untuk membersihkan daerah bagian luar vagina masih diperbolehkan).
  • Tidak sedang hamil. 
  • Lakukan Pemeriksaan papsmear sebaiknya dilakukan dua atau tiga bulan setelah melahirkan, atau ketika darah nifas sudah bersih.


Tempat Dan Biaya Pemeriksaan Pap Smear
Pap smear bisa dilakukan oleh dokter kandungan dan bidan terlatih, baik di puskesmas sampai rumah sakit besar. Mengenai harga sangat bervariasi, jika dilakukan di puskesmas atau rumah sakit yang mendapatkan subsidi dari pemerintah biaya berkisar Rp 50.000 – Rp75.000, namun apabila dilakukan di tempat praktek Dokter Kandungan (S.Pog) Biaya Pap Smear mencapai Rp 300.000 - Rp 350.000

4 Fakta Penting Mengenai Pemeriksaan Pap Smear

  1. Wanita yang memiliki faktor risiko tinggi dianjurkan melakukan pap smear satu tahun sekali. Namun untuk wanita yang sebelumnya didapatkan hasil pemeriksaan abnormal, dianjurkan melakukan Pemeriksaan Pap Smear lebih sering sesuai saran dokter.
  2. Wanita yang sudah melakukan pengangkatan kandungan tanpa disertai pengangkatan mulut rahim tetap disarankan melakukan Pemeriksaan Pap Smear minimal setahun sekali.
  3. Wanita menopause tetap berisiko menderita kanker serviks, sehingga tetap berisiko untuk kanker serviks dan tetap harus melakukan Pemeriksaan Pap Smear.
  4. Wanita yang berusia 67 tahun bahkan baru boleh berhenti melakukan Pemeriksaan Pap Smear apabila dua tahun berturut turut, hasil pap smear-nya normal.


Kesimpulan:
Pap Smear adalah pemeriksaan leher rahim untuk mendeteksi Kanker Rahim, Pemeriksaan Pap Smear dilakukan pada wanita yang pernah berhubungan seks sampai dengan lansia.
Pemeriksaan Pap Smear minimal dilakukan satu tahun satu sekali.

Tes Mikroskopi
Tes mikroskopi berupa tes sedimen urin.
Urin yang dipakai adalah urin segar, urin yang ditampung 1 jam setelah berkemih. Untuk mendapatkan sedimen yang baik diperlukan urine pekat yaitu urin yang diperoleh pada pagi hari dengan berat jenis e,”1,023 atau osmolalitas 300 m osm/kg dengan pH yang asam.

Cara Kerja Tes Sedimen Urin
  • Masukkan 10- 15 ml urin kedalam tabung reaksi lalu urin tersebut di sentrifuge selam 5 menit pada 1500-2000 rpm.
  • Buang cairan di bagian atas tabung sehingga volume cairan dan sedimen tinggal kira- kira 0,5- 1 ml.
  • Kocok tabung untuk meresuspensikan sedimen.
  • Letakkan 2 tetes suspense tersebut diatas kaca objek lalu tutup dengan kaca penutup.
  • Periksa sedimen dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x untuk lapangan pandang kecil (LPK) dilaporkan jumlah silinder, serta lensa objektif 40x untuk lapangan pandang besar (LPB) dilaporkan jumlah unsure lekosit, eritrosit, epitel, bakteri, ragi, Kristal, dan protozoa.


Nilai Rujukan dan Interpretasi Tes Sedimen Urin
Hasil yang mungkin ditemukan pada tes sedimen urin dapat dibedakan atas :
1. Elemen Organik , dapat berupa :
Sel:
Eritrosit, nilai rujukannya <4/ LPB. Hematuri mikroskopi menunjukkan adanya pendarahan pada saluran kemih.
Leukosit, nilai rujukannya <4/LPB. Glitter cells adalah leukosit yang berukuran lebih besar berasal dari ginjal, dapat dikenali dengan meneteskan 3 tetes pewarna Sternheimer-Malbin. Piuria menunjukkan adanya infeksi pada saluran kemih.

Epitel adalah sel berinti satu dengan ukurannya lebih besar dari leukosit.
Macam- macam sel epitel :
Sel epitel gepeng/ skuamous dari uretra bagian distal yang normal ditemukan dalam urine
Sel epitel transisional dari kandung kemih
Sel epitel bulat dari pelvis dan tubuli ginjal, ukurannya lebih kecil dari epitel skuamous.

Silinder/Torak/Cast:
Silinder terbentuk pada tubulus ginjal dengan matriks glikoprotein yang berasal dari sel epitel ginjal. Silinder pada urin menunjukkan adanya keadaan abnormal pada parenkim ginjal yang biasanya berhubungan dengan proteinuria.

Tetapi pada urin yang normal mungkin saja ditemui sejumlah kecil silinder hialin. Macam-macam silinder yang dapat dijumpai adalah:
1. Silinder hialin/ hyaline 
cast;
- Tidak berwarna, homogen dan transparan dengan ujung membulat.
- Meningkat pada setelah latihan fisik dan keadaan dehidrasi.

2. Silinder sel/cellular 
cast, yang dapat berupa;
- Silinder eritrosit/ erythrocyte cast : ditemukan pada glomerulonefritis akut (GNA), lupus nefritis, goodpasture’s syndrome, subakut bacterial endokarditis, trauma ginjal, infark ginjal, pielonefritis, gagal jantung kongestif, thrombosis renalis dan periarteritis nodosa.
- Silinder leukosit/ leucocyte cast : menunjukkan adanya infeksi saluran kemih, pielonefritis akut, nefritis interstisial, lupus nefritis dan pada penyakit glomerolus.
- Silinder epitel/ epithelial cast : menunjukkan adanya infeksi akut tubulus ginjal.

3. Silinder berbutir/ granular 
cast, bias berbutir halus atau kasar:
- Berisi sel-sel yang mengalami degenerasi, mula-mula berbentuk granula kasar kemudian menjadi halus.
- Ditemukan pada nefritis kronik, dapat juga pada inflamasi akut.

4. Silinder lemak/fatty cast 
Berhubungan dengan proses kronik yang misalnya pada sindroma nefrotik, glomerulonefritis kronik
(GNK) Silinder lilin/waxy 
cast:
- Merupakan degenerasi yang lebih lanjut dari silinder granular.
- Terbentuk karena adanya statis urin yang lama.
- Menggambarkan kondisi patologi yang serius pada ginjal dan saluran kemih misalnya pada gagal ginjal kronik, hipertensi maligna, renal amiloidosis, nefropati diabetika.

Oval fat bodies Adalah sel epitel tubulus berbentuk bulat yang mengalami degenerasi lemak. Sering kali disertai dengan proteinuria. Dapat dijumpai pad sindroma Spermatozoa. Nilai rujukannya negative.

Mikroorganisme yang dapat dijumpai:
Bakteri
- Diidentifikasi dengan pewarnaan gram pada sedimen atau dengan biakan urin.
- Mungkin dijumpai gram negative basilus seperti Escherichia coli, Pseudomonas, Proters atau kokus gram positif: streptokokus piogen .
- Nilai rujukan untuk bakteri Kandida. Nilai rujukan negative. Sel yeast dan kandida. Nilai rujukan negative
Parasit, nilai rujukan negative
- Trichomonas vaginalis biasanya dijumpai bersamaan dengan adanya leukosit dan sel epitel.
- Schistosoma haematobium.
- Enterobius vermicularis.

2. Elemen anorganik, dapat berupa:
Bahan ammorf:
Urat- urat dalam urin asam dan fosfat-fosfat dalam urin alkali.
Kristal:
Pada urin normal yang asam (pH <7.0) dapat dijumpai Kristal: asam urat (berwarna kuning), natrium urat, kalsium sulfat(jarang), Pada urin normal yang asam, netral atau sedikit alkali dapat dijumpai Kristal kalsium
oksalat, asam hipurat (kadang- kadang)
Pada urin normal yang netral dan alkali dapat dijumpai Kristal tripel fosfat (amonium magnesium fosfat) dan dikalsium fosfat (jarang).
Pada urin normal yang alkali dapat dijumpai Kristal kalsium karbonat, ammonium biurat dan kalsium fosfat.
Pada keadaan abnormal, dalam urin yang asam dapat dijumpai Kristal sistin, leusin, tirosin, dan kolesterol
Kristal yang berasal dari obat seperti sulfonamide juga dapat dijumpai pada urin yang asam. Dapat diidentifikasikan dengan tes lignin terhadap sedimen.

Zat lemak:
Pada lipiduria dapat ditemukan butir-butir lemak bebas yang dapat berupa trigliserida atau kolesterol. Butir lemak ini diidentifikasi dengan pewarnaan Sudan III atau IV pada sedimen atau memakai mikroskop polarisasi.


Pewarnaan tahan asam adalah tipe pewarnaan diferensial lebih dari satu pewarna untuk membedakan suatu mikroorganisme dengan kandungan dinding sel peptidoglikan serta disusun lebih dari 60% lipid kompleks yang tahan terhadap dekolorisasi dengan alkohol asam.
Bakteri tahan asam memiliki kandungan senyawa dari peptidoglikan dan lipid kompleks (wax-D) yang disebut asam mycolat yang membangun struktur dinding selnya, sehingga menjadi impermeabel terhadap macam-macam prosedur pewarnaan termasuk pewarnaan Gram.
Bakteri ini dikenal tahan asam sebab bakteri tersebut resisten terhadap dekolorisasi dengan alkohol asam.

Dalam prosedur pewarnaan tahan asam, Karbol fuchsin merupakan pewarna dasar, yang mengandung fenol
untuk membantu melarutkan dinding sel. Pemanasan biasanya diperlukan untuk memperkuat penetrasi pewarna dasar ke dalam sel bakteri. Semua tipe sel akan tewarnai oleh pewarna dasar. Sel selanjutnya didekolorisasi oleh alkohol asam, yang mengilangkan pewarna dasar pada semua tipe sel bakteri, kecuali bakteri yang tahan asam. Metilin biru kemudian dijadikan pewarna lawan yang akan mewarnai sel yang telah terdekolorisasi.

Akhir dari prosedur pewarnaan tahan asam akan menunjukkan warna merah – pink untuk bakteri tahan asam, dan warna biru untuk bakteri yang tidak tahan asam. Contoh bakteri tahan asam adalah Mycobacterium, sehingga teknik pewarnaan bakteri tahan asam (BTA) ini sering digunakan dalam identifikasi kuman penyebab infeksi paru. Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basa yang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel bakteri pada gelas alas disiram dengan cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu, zat warna dicuci dengan asam alkohol dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan asam (spesies Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes yang serumpun) berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna
kontras.

Mycrobakteria adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri-ciri khas Mycobakterium tuberculosis dalam jaringan adalah basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm. Pada perbenihan buatan terlihat bentuk coccus dan filamen. Mycobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif. Sekali diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meski dibubuhi dengan iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam misalnya 95 % etil alkohol yang mengandung 3 % asam hidroklorida (asam alkohol) dengan cepat akan menghilangkan warna semua bakteri kecuali Mycobakteria.
Sifat tahan asam ini bergantung pada integritas struktur selubung berlilin. Pada dahak atau irisan jaringan, Mycobakteria dapat diperlihatkan karena memberi fluoresensi kuning jingga setelah diwarnai dengan zat warna fluorokrom (misalnya auramin, rodamin).

Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteri-bakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat
lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.

Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan
bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna berbeda.
Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam dan basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut zat warna basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat warna asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue, safranin, netral red, dan lain-lain. Sedangkan anionnya pada umumnya adalah Cl - , SO 4 2- , CH3 COO- , COOHCOO.
Zat warna asam umumnya mempunyai sifat dapat bersenyawa lebih cepat dengan bagian sitoplasma sel
sedangkan zat warna basa mudah bereaksi dengan bagian-bagian inti sel. Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.

Pada bakteri gram positif menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram negatif berwarna merah.
1. Bakteri Tahan Asam
Penemuan dan penilaian bakteri tahan asam (BTA) secara mikroskopis, dilakukan menurut standar International Union Association Lung Tuberculosis Disease (IUALTD) sesuai dengan
kesepakatan WHO (K.Toman 1971), sebelumnya belum ada standar sebagai acuan untuk mengetahui
ketepatan hasil pemeriksaan BTA di laboratorium. Salah satu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa adalah dahak atau sputum. Dahak yang diperiksa paling sedikit 3-5 cc. Jika jumlah kuman kurang dari 5000 dalam 1 cc dahak, maka itu tidak akan kelihatan di bawah mikroskop.

Dahak yang diambil ialah dahak yang kental kuning kehijauan sebanyak 3-5 cc, dengan waktu pengambilan sebagai berikut :
• Dahak sewaktu, penderita datang berobat dengan keluhan apa saja ke poliklinik
• Dahak pagi, yang diambil besok paginya begitu bangun tidur.
• Dahak sewaktu, yang diambil sewaktu penderita mengantar dahak pagi tersebut.
Ludah tidak dapat diperiksa karena ludah berasal dari kelenjar dalam rongga mulut. Biasanya dalam ludah tidak terdapat kuman TB.

Bakteri tahan asam (BTA) disebut asidofil (inggris:acidophile), adalah bakteri yang memiliki ciri-ciri berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri ini ada 41 spesies yang telah diakui oleh ICSB (International Committee on Systematic Bacteriology) yang sebagaian besar sudah saprofit dan sebagaian kecil lainnya patogen untuk manusia diantaranya Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leparae, Acidobacterium, Acidithiobacillales ferrooxidans, Acidithiobacillales thiooxidans, Thiobacillus prosperus, T. acidophilus, T. organovorus, T. cuprinus, Acetobacter aceti, bakteri yang digunakan dalam produksi asam cuka dari oksidasi etanol dan lain-lainnya yang dapat menyebabkan infeksi kronik.
Golongan saprofit dikenal juga dengan nama atipik.

Bakteri ini membutuhkan bahan tambahan makanan seperti darah egg yolk, serum dan sel yang tebal yang terdiri dari asam lemak mivolet untuk pertumbuhannya. Mycobacterium tuberculose merupakan bakteri berbentuk batang sedikit bengkok, panjang atau pendek, tidak berspora, tidak berkapsul, pertumbuhan sangat lambat 2 - 8 minggu, suhu optimal 37 - 38 o C. Mycobacterium tahan terhadap asam dan alkali dibanding dengan kuman lain sehingga apabila bahan spesimen mengandung kuman lain dapat dibunuh dengan mudah sehingga spesimen menjadi lebih murni. Mycobacterium tuberculose terdapat pada manusia yang mengidap penyakit TBC dan penularannya terjadi melalui jalan pernafasan, tetapi spesies Mycobacterium bovis biasanya terdapat pada lembu dan dapat ditemukan pula pada manusia di usus.


2. Pewarnaan Bakteri Tahan Asam
Fungsi pewarnaan tahan asam selain untuk mengetahui bentuk dan susunan sel bakteri juga untuk mengetahui sifat-sifat dari bakteri/physiologis dari bakteri (reaksi dinding sel bakteri).
Dari hasil pewarnaan bakteri tahan asam (BTA), bakteri tahan asam berwarna merah dan bakteri tak tahan asam berwarna biru karena pada bakteri tahan asam bersifat resisten terhadap dekolorisasi dengan alkohol asam, sehingga warna dasarnya (Karbol fuchsin) tetap berwarna merah. Sedangkan bakteri tak tahan asam
warna dasarnya terdekolorisasi oleh alkohol asam, sehingga warna dasarnya menjadi hilang dan ketika
di tambahkan metilin biru akan berwarna biru.

Pemberian zat warna dasar pada pewarnaan bakteri tahan asam harus melalui proses pemanasan karena untuk memperkuat penetrasi pewarna dasar kedalam sel bakteri.
Manfaat pewarnaan bakteri tahan asam (BTA) dalam dunia kesehatan adalah untuk dapat menghasilkan antibiotik streptomisin, dapat menghasilkan vitamin B12, dan dapat menghasilkan vitamin K (membantu proses pembekuan darah).

Metode Pewarnaan BTA terbagi menjadi tiga, yaitu :
A. Zeihl – Neelsen
Bahan :
· Karbol Fuchsin
- Basic Fuchsin 0,5 gr
- Alkohol 95% 10 ml
- Air Alkohol (5 gr fenol + 95 ml aquadest) 40 ml Asam Alkohol
- HCl pekat 5 ml
- Alkohol 96% 90 ml
· Methylen Blue
- Methylen blue 0,3 gr
- Alkohol 95% 30 ml
- Aquadest 70 ml
Untuk larutan Methylene Blue, dapat diganti dengan :
- Asam Pikrat 0,75 gr
- Aquadest 100 ml

B. Kinyon-Gabet (Than Tiam Hok)
Bahan :
· Kinyon
- Basic Fuchsin 4 gr
- Kristal Fenol 8 gr
- Alkohol 96% 20 ml
- Aquadest ad 100 ml Gabet
- Methylen Blue 1 gr
- H 2 SO 4 96% 20 ml
- Alkohol 96% 30 ml
- Aquadest 50 ml

C. Fluorokrom

Pada pewarnaan fluorokrom, bakteri terwarnai sangat kontras dibanding latar belakangnya serta pemeriksaan dibawah mikroskop tidak memerlukan pembesaran sampai 100x.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, didapat bahwa Zeihl Neelsen merupakan metode terbaik dan dapat dilakukan di laboratorium sederhana.

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui teknik pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA).
b. Mengetahui tingkat infeksi dari sputum.

4. Alat dan Bahan
- Mikroskop
- Lampu spirtus
- Kawat ose
- Objek glass
- Kapas alkohol
- Jembatan pewarnaan
- Sputum (dahak)
- Tissue
- Biakan bakteri 24-48 jam
- Karbol fuchsin
- Alkohol asam
- Methylen blue
- Oil imersi

5. Cara Kerja
a. Preparat dibuat secara langsung kemudian difiksasi, yaitu dengan membersihkan kotoran dengan kapas alkohol pada objek glass
b. Sputum diletakkan di atasnya dengan menggunakan kawat ose (dalam keadaan aseptis) setipis mungkin kemudian dilakukan pengeringan, setelah kering kemudian difiksasi.
c. Objek glass yang kering ditetesi carbol fuchsin dan dipanaskan selama 5 menit tetapi jangan sampai mendidih.
d. Cuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
e. Tetesi dengan asam alkohol, lalu cuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
f. Tetesi dengan methylen blue, diamkan selama 20 – 30 detik kemudian dicuci dengan menggunakan air mengalir, keringkan dan amati dibawah mikroskop.
g. Tetesi dengan oil imersi mengamati dibawah mikroskop pada pembesaran 100 x.


6. Pembahasan
Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA).
Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan.

Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia
dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna.

Uji bakteri tahan asam (BTA) pada praktikum dengan menggunakan prosedur pewarnaan Ziehl Neelson yaitu dengan memberi larutan pewarna carbol fuchsin, alkohol asam, dan methylen blue. Hasil yang diperoleh
saat praktikum yaitu positif 1 dan positif 2 yang dilaporkan secara kuantitatif menurut IUAT, yaitu:
Negatif (-) : apabila tidak ditemukan BTA.
Positif negatif (+/-) : apabila terdapat 1 – 9 BTA / 100 lapang pandang.
Positif 1(+) : apabila terdapat 10 – 90 BTA / 100 lapang pandang.
Positif 2(++) : apabila terdapat 1 – 9 BTA / 1 lapang pandang.
Positif 3(+++) : apabila terdapat > 10 BTA / 1 lapang pandang.

Tujuan pemberian carbol fuchsin adalah untuk mewarnai seluruh sel bakteri. Tujuan pemberian alkohol asam adalah meluruhkan warna dari carbol fuchsin, tetapi pada golongan BTA tidak terpengaruh pemberian alkohol asam karena memiliki lapisan lipid yang sangat tebal sehingga alkohol sukar menembus dinding sel bakteri tersebut dan warna merah akibat pemberian carbol fuchsin tidak hilang. Tujuan pemberian methylen blue adalah memberi warna background. Mewarnai bakteri yang tahan terhadap asam digunakan cara pewarnaan Ziehl Neelson.
Pewarnaan Ziehl Neelson terdapat beberapa perlakuan dan zat kimia yang diberikan. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri tetapi tidak mengubah struktur sel bakteri. Perlakuan pencucian dengan menggunakan aquades atau air mengalir bertujuan untuk menutup kembali lemaknya.

Retikulosit adalah sel darah merah yang masih terdapat pecahan inti (RNA, organela, dan mitokondria) yang berbentuk seperti jala. Retikulosit berukuran lebih besar dari eritrosit dan berwarna lebih biru. 

Ciri-ciri Morfologi :
Ukuran : 8 - 12 mm, Bentuk: bulat, Warna sitoplasma: pucat,Granularitas:granul tunggal atau multipel, pekat, lembayung.
Bentuk inti: tidak ada
Distribusi dalam darah: 0.5 - 1.5 % dari jumlah eritrosit
Metode : Supravital staining

Prinsip :
Ke dalm darah dimana sel-sel darah dalam keadaan hidup ditambahkan larutan BCB selam beberapa menit. Kemudian dibuat sediaan apus tipis dan dihitung sel-sel retikulosit secara mikroskopik. Prosentase retikulosit ditentukan terhadap sejumlah eritrosit.

Reagensia :
- Larutan Brillian Cresyl Blue (BCB)
- New Methylen Blue 1 gram
- Larutan Citras Saline 100 ml
- Larutan Citras Saline berisi campuran : Natrium Citrate 30 g/L
- 1 bagian dan NaCl 9 g/L 4 bagian.
Alat-alat :
- Objek glass
- Tabung reaksi
- Pipet 100 µL dan 50 µL
- Mikroskop
- Cell counter


Spesimen : Darah EDTA
Cara kerja :
1. 100 µL darah dimasukkan dalam tabung reaksi ditambah 50 µL larutan BCB, dicampur hingga homogen, didiamkan selama 15-20 menit
2. Campur dibuat sediaan apus tipis pada obyek glass dan dibiarkan mongering diudara.
3. Menghitung jumlah retikulosit secara mikroskopik dengan perbesaran kuat (100X).
Perhitungan :
1. Jumlah retikulosit dihitung dalam 1000 sel eritrosit
2. Prosentase retikulosit dihitung dengan rumus : = N/1000 X 100%
Nilai normal : 0,5 – 1,5 %
Interpretasi Hasil :
Peningkatan jumlah retikulosit yang disertai kadar HB normal mengindikasikan adanya penghancuran atau penghilangan eritrosit berlebihan yang diimbangi dengan peningkatan sum-sum tulang. Peningkatan retikulosit disertai dengan kadar HB yang rendah menunjukkan bahwa respon tubuh terhadap anemia tidak kuat. Penyakit yang disertai peningkatan jumlah retikulosit antara lain anemia hemolitik, anemia sel sabit, talasemia mayor, leukimia, eritroblastik feotalis, HBC dan D positif, kehamilan, dan kondisi paska pendarahan berat.

Penurunan jumlah retikulosit yang seharusnya tinggi terjadi pada krisis aplastik yaitu kejadian dimana destruksi eritrosit tetap berlangsung sementara produksi eritrosi terhenti, misalnya pada anemia hemolitik kronis karena HBS, anemia pernisiosa, anemia defisiensi asam folat, anemia aplastik, terapi radiasi, hipofungsi andenocortical, hipofungsi hipofise anterior, dan sirosis hati.

Hemodialisis atau hemodialisa berasal dari kata “hemo” artinya darah, dan “dialisis ” artinya pemisahan zat-zat terlarut. Hemodialisis berarti proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh.
Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis. Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah ‘ cuci darah’.

Cara kerja:
Pada hemodialisis darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan diedarkan dalam sebuah mesin di luar tubuh, sehingga cara ini memerlukan jalan keluar-masuk aliran darah. Untuk itu dibuat jalur buatan di antara pembuluh arteri dan vena atau disebut fistula arteriovenosa melalui pembedahan. Lalu dengan selang darah dari fistula, darah dialirkan dan dipompa ke dalam mesin dialisis. Untuk mencegah pembekuan darah selama proses pencucian, maka diberikan obat antibeku yaitu Heparin

Sebenarnya proses pencucian darah dilakukan oleh tabung di luar mesin yang bernama dialiser . Di dalam dialiser, terjadi proses pencucian, mirip dengan yang berlangsung di dalam ginjal. Pada dialiser terdapat 2 kompartemen serta sebuah selaput di tengahnya. Mesin digunakan sebagai pencatat dan pengontrol aliran darah, suhu, dan tekanan.

Aliran darah masuk ke salah satu kompartemen dialiser. Pada kompartemen lainnya dialirkan dialisat, yaitu suatu carian yang memiliki komposisi kimia menyerupai cairan tubuh normal. Kedua kompartemen dipisahkan oleh selaput semipermeabel yang mencegah dialisat mengalir secara berlawanan arah. Zat-zat sampah, zat racun, dan air yang ada dalam darah dapat berpindah melalui selaput semipermeabel menuju dialisat. Itu karena, selama penyaringan darah, terjadi peristiwa difusi dan ultrafiltrasi . Ukuran molekul sel-sel dan protein darah lebih besar dari zat sampah dan racun, sehingga tidak ikut menembus selaput semipermeabel. Darah yang telah tersaring menjadi bersih dan
dikembalikan ke dalam tubuh penderita.

Dialisat yang menjadi kotor karena mengandung zat racun dan sampah, lalu dialirkan keluar ke penampungan dialisat. Difusi adalah peristiwa berpindahnya suatu zat dalam campuran, dari bagian pekat ke bagian yang lebih encer. Difusi dapat terjadi bila ada perbedaan kadar zat terlarut dalam darah dan dalam dialisat. Dialisat berisi komponen seperti larutan garam dan glukosa yang dibutuhkan tubuh. Jika tubuh kekurangan zat tersebut saat proses hemodialisis, maka difusi zat-zat tersebut akan terjadi dari dialisat ke darah.

Ultrafiltrasi merupakan proses berpindahnya air dan zat terlarut karena perbedaan tekanan hidrostatis dalam darah dan dialisat. Tekanan darah yang lebih tinggi dari dialisat memaksa air melewati selaput semipermeabel. Air mempunyai molekul sangat kecil sehingga pergerakan air melewati selaput diikuti juga oleh zat sampah dengan molekul kecil. Kedua peristiwa tersebut terjadi secara bersamaan. Setelah proses penyaringan dalam dialiser selesai, maka akan didapatkan darah yang bersih. Darah itu kemudian akan dialirkan kembali ke dalam tubuh.
Rata-rata tiap orang memerlukan waktu 9 hingga 12 jam dalam seminggu untuk menyaring seluruh darah dalam tubuh. Tapi biasanya akan dibagi menjadi tiga kali pertemuan selama seminggu, jadi 3 - 5 jam tiap penyaringan. Tapi hal ini tergantung juga pada tingkat kerusakan ginjalnya.
My name is Mutia Rahmatika..
you can call me mutia..
I was born on 15 July 1996. I love nature. I love art. I love photography...